Coba bayangkan, jika Anda berdiri di lantai 3 sebuah gedung, Anda berada pada ketinggian kurang lebih 8-12 meter dari permukaan tanah. Coba lihat ke bawah dan bayangkan jika Anda jatuh ke bawah… tingkat keselamatan Anda pada ketinggian itu saja sudah sangat minim… apalagi jika Anda berurusan dengan gedung pencakar langit. Sebuah kabin lift tergantung bebas di lorong lift (hoistway) yang sangat tinggi. Jika gantungan tersebut -entah karena apa- putus, maka kabin lift itu bisa terjun bebas menuju kehancuran di lantai terbawah… Bayangkan saja nasib jiwa-jiwa malang yang sedang berada di dalamnya. Namun ternyata para perancang lift sudah mengantisipasi kejadian tersebut. Sebuah sistem lift sudah dilengkapi beberapa sistem pengamanan untuk mencegah kejadian katastropik ini. Mari kita tinjau satu persatu:
1. Steel Cable
Setiap kabin lift ditarik oleh 2 hingga 8 kabel lilitan baja. Tiap-tiap kabel harus mampu menahan beban kabin lift dalam kapasitas penuh. Jadi seandainya ada satu kabel yang putus, kabel yang lain masih lebih dari cukup untuk menahan kabin agar tidak terjun bebas. Dalam sejarah per-lift-an, hanya ada dua kejadian dimana semua kabel putus, yaitu pada tahun 1945 di mana sebuah pesawat bomber B-25 menabrak Empire State Building. Kejadian yang kedua adalah saat serangan 11 September 2001 di Menara WTC, New York. Dalam dua kejadian itu, pesawat menebas semua kabel baja sehingga kabin jatuh bebas.
2. Motor Brake
Rem ini biasanya dipasang pada bagian atas kabin. Motor Brake adalah rem yang dinon-aktifkan oleh arus listrik. Jadi selama ada listrik, rem akan terbuka dan kabin dapat bergerak. Namun saat terjadi malfungsi sistem yang mengakibatkan aliran listrik terganggu, maka Motor Brake justru akan mengunci, mencengkeram rel pengarah (guide rail), dan mengamankan posisi kabin.
3. Safety Brake
Rem ini biasa dipasang di bagian bawah kabin. Rem ini akan bekerja saat perangkat elektroniknya mendeteksi kelebihan kecepatan kabin. Saat kabin mulai terjun bebas, rem ini akan menggigit guide rail sehingga laju turun kabin akan melambat sampai akhirnya berhenti.
4. Counter weight
Pada sistem lift non hidrolik, umum digunakan Counter Weight atau Beban Pengimbang untuk meringankan kerja mesin lift dalam mengangkat kabin. Jadi bila kabin naik, Counter Weight akan bergerak turun, dan demikian juga sebaliknya. Counter Weight dibuat sedikit lebih berat dari pada kabin. Akibatnya, jika sistem pengendali lift mengalami malfungsi dan isi kabin tidak terlalu berat, kabin seharusnya justru bergerak naik, bukan bergerak turun.
5. Safety Cushion
Pada bagian atas dan bawah hoistway biasanya terpasang semacam bantalan hidrolis yang berfungsi untuk menghentikan laju kabin sehingga penumpang di dalamnya tidak sampai terluka. Demikianlah beberapa fitur keselamatan standar dalam sistem lift. Namun sebagai info saja, kebanyakan kecelakaan lift bukan diakibatkan oleh gagalnya mekanisme keselamatan ini, melainkan karena kurangnya perhatian pemilik pada perawatan sistem.
Sebetulnya ada 1 poin lagi yang juga merupakan sistem keselamatan pada lift, bersifat teknologi baru dan menggunakan sistem komputer sehingga ranahnya berbeda dengan poin di atas yang memfokuskan pada keselamatan yang tradisional, sistem keselamatan ini disebut ARD (Automatic Rescue Device), untuk lebih lengkap bisa Anda simak pada artikel berikut :
SUDAHKAN LIFT ANDA DILENGKAP ARD ?
Semoga dengan penjelasan ini kita semua bisa merasa lebih damai sejahtera saat menggunakan lift.
Ingin Memasang Lift Pada Rumah Anda ?
atau Ingin Konsultasi Seputar Pemasangan Lift ?
atau Ingin bertanya mengenai Harga Lift ?
Hubungi kami Konsultasi GRATIS di :
031-8416288
WA : 0812 3599 6966 (Anang)
Email : [email protected]
Web : intidayaonline.com
Anang Rusdianto
Sales Lift & Escalator
CV Mitra Jaya Utama