“Stainless Steel itu besi anti karat”. Asumsi tadi tertanam dalam benak kita bukan? Apakah Anda tahu, sebenarnya stainless steel BISA berkarat. Stainless steel bukan logam mulia seperti emas atau platina, yang tidak mengalami korosi akibat kondisi lingkungan. Stainless steel memang lebih TAHAN karat, tetapi bukan ANTI karat.

Ketahanan itu terjadi karena permukaan Stainless steel dilindungi oleh protective layer (lapisan pelindung) yang terbentuk dari reaksi kimia antara kromium(yang menjadi bahan campuran stainless steel) dan oksigen (dari lingkungan). Lapisan ini mencegah oksigen dari lingkungan bertemu dengan Besi sehingga korosi tidak terjadi.

Nah, masalah timbul jika lapisan pelindung tadi tergores, dan stainless steel berada di dalam air (terutama air laut) untuk jangka waktu yang lama. Stainless tadi akan mudah sekali mengalami korosi. Kenapa bisa? Karena di dalam air jumlah oksigen sangat sedikit, sehingga lapisan pelindung tidak dapat terbentuk. Celakanya, sifat asam air (terutama air laut) tetap akan mengorosi besi dalam stainless steel, sehingga muncullah karat.

Pada umumnya, korosi menyebabkan beberapa masalah seperti :

  1. Terbentuknya lubang kecil (pengereposan), sehingga
  2. Kekuatan stainless steel menurun. Akibatnya : stainless steel retak, bengkok, patah dan sebagainya.
  3. Penampilan stainless steel menjadi tidak menarik.
  4. Terbentuknya karat, mungkin dapat mengkontaminasi hal lainnya. Hal ini sangat dihindari, khususnya jika stainless steel dipakai dalam proses produksi makanan.

Ada beberapa jenis korosi yang terjadi pada stainless steel, yaitu:

  1. Uniform Corrosion

Uniform Corrosion terjadi karena, rusaknya sebagian bahkan hampir seluruh lapisan pelindung pada Stainless steel. Korosi ini terjadi disebabkan oleh larutan asam kuat seperti: asamhidroklorit, asam hidrofluor, dll. Korosi ini mengakibatkan berkurangnya dimensi (pengeroposan) benda tersebut.

Uniform Corrosion bisa diatasi dengan cara seperti : menggunakan bahan yang lebih tebal, atau menggunakan cat atau lapisan logam (plating),

  1. Pitting Corrosion

Pitting Corrosion, adalah bentuk korosi lokal yang terjadi karena lubang / rongga pada benda tersebut. Pitting Corrosion dianggap lebih berbahaya daripada Uniform Corrosion, karena  susah untuk terdeteksi.

Korosi ini terjadi karena: adanya cacat sejak pembuatan logam, elektrolit yang berada dan diam di dalam logam, ada garam klorida pengoksidasi yang larut atau berada di lingkungan logam. Lubang kecil ini, akan terus meluas seiring waktu.

Hal itu dapat dicegah dengan: pemilihan bahan yang tepat, mengkontrol PH, suhu, dan kadar klorida sekitar, dan penambahan oksida anion (sebagai inhibitor).

  1. Crevice Corrosion

Crevice Corrosion, adalah korosi lokal yang terdapat pada celah diantara dua benda. Korosi ini terjadi karena di daerah terebut minim oksigen, seperti: celah antara gasket/packing, celah yang terbentuk oleh pengelasan yang tidak sempurna, celah antara mur dan baut.

Cara menghindari korosi ini dengan: celah sambungan ditutup dengan pengelasan terus menerus, sering melakukan perawatan secara teratur, hindari packing yang bersifat higroskopis (Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi.)

  1. Stress Corrosion Cracking (SCC)

Stress Corrosion Cracking, adalah peristiwa pembentukan retak dalam logam. Diawali dengan Pitting Corrosion, kemudian karena tegangan, tekanan, suhu, dan lingkungan yang korosif mengakibatkan stainless steel menjadi retak. Korosi memperlemah stainless steel, yang akhirnya akan memperluas retakan dan memperparah korosi.

Pencegahannya ialah : Jangan membebani stainless steel lebih dari kekuatannya. Jangan lupa melakukan pengecekan dan perawatan dengan rutin.

  1. Intergranular Corrosion

Intergranular Corrosion ialah bentuk korosi akibat tidak meratanya campuran kromium di dalam stainless steel. Akibatnya ada daerah-daerah tertentu pada stainless steel yang tidak cukup memiliki kromium untuk mencegah karat.

  1. Galvanic Corrosion

Galvanic Corrosion disebabkan 2 logam yang tidak sama disambungkan, dan berada pada lingkungan korosif (seperti yang terjadi di dalam accu). Ketika terjadi kontak tersebut, menimbulkan aliran elektron/listrk. Maka salah satu baja/logam tersebut akan mengalami korosi.

Hal ini dapat dihindari dengan: memilih logam dengan tepat, memberikan isolasi antara 2 logam/baja tersebut, dan memberikan coating untuk mencegah korosi.

Demikian sekilas mengenai Stainless Steel dan Karat nya! Semoga bermanfaat!

Anda membutuhkan JASA LASER CUTTING ?
atau sedang membutuhkan Jasa ROLL PLAT, POTONG TEKUK PLAT, dan PUNCH yang dapat diandalkan ?
Kami juga menyediakan jasa roll plat, potong tekuk plat, dan punch
serta jasa laser cutting untuk fabrikasi metal dan nonmetal
Hubungi kami di :
031-8416288
WA : 085366574047 (Renny)
Email: [email protected]
Web : intidayaonline.com

RennyRenny
Production Sales Supervisor
Inti Daya Engineering, CV

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *