Kita sudah membahas mengenai gangguan air dalam solar kita pada artikel yang lalu. Masih ada dua lagi gangguan yang umum terjadi pada stok solar kita, yaitu Mikroba, dan Degradasi Solar. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai Mikroba dalam solar kita. Bagaimana ia bisa timbul, dan apa akibatnya?
Mikroba sebenarnya ada di udara di sekitar kita, namun kebanyakan mereka dalam kondisi dorman atau non aktif. Selama mereka berada dalam lingkungan yang ‘tidak bersahabat’, mereka akan tetap dorman. Namun saat mereka menemukan air, biasanya itu cukup untuk membuat mereka mulai aktif.
Mikroba yang ada di dalam tanki solar akan menjadi aktif saat mereka menemukan air di dalam tanki. Mereka akan berkembang biak menjadi koloni-koloni mikroba, yang cukup besar untuk terlihat mata!
Hebatnya, metabolisme mikroba ini dapat mengubah karakteristik kimiawi solar, mempercepat proses degradasi solar (yang akan kita bahas pada artikel selanjutnya). Namun gangguan utama yang ditimbulkan oleh Mikroba ini adalah timbulnya Sludge atau lumpur organik yang dihasilkannya. Lumpur ini akan dapat menyumbat filter solar. Jika mereka bisa lolos dari filter, jelas akan menyumbat saluran-saluran injeksi bahan bakar yang dapat membuat pasokan tersumbat dan mesin mati atau paling tidak berkurang tenaganya.
Lebih parah lagi jika lumpur itu mengganggu kinerja rack pengendali jumlah solar yang harus dipompa ke ruang bakar. Jika ini terjadi, mesin bisa jadi tidak terkendali atau mbandang, dan mengalami Overspeed! Ini adalah salah satu dosa besar yang bisa membawa kerusakan hebat pada mesin kita.
Jadi, kita perlu sering menginspeksi solar kita. Jika dari tanki mulai tercium bau seperti telur busuk, kemungkinan besar tanki kita sudah terkontaminasi mikroba. Apalagi jika kita lihat mulai muncul ‘mata ikan’, yaitu gelembung-gelembung hitam kecil atau besar di dalam solar. Itu adalah koloni mikroba yang sudah meraja lela.
PH (keasaman) air di dalam solar juga akan berubah menjadi lebih asam. Juga akan nampak semacam lapisan di antara air dan solar. (Ingat, solar di atas, air di bawah karena lebih berat. Lapisan organik akan nampak mengapung di antara keduanya)
Langkah terbaik adalah dengan membersihkannya secara manual. Beberapa produk ‘pembersih’ solar sebenarnya adalah biocide, alias racun. Jika koloni sudah terbentuk, racun ini tidak dapat menembus hingga ke dalam lapisan organik koloni. Akibatnya, akan selalu masih ada mikroba yang bertahan, dan menjadi kebal!
Ada produk pembersih lain yang menggunakan medan magnet. Medan magnet ini dikatakan dapat mengganggu keseimbangan elektron di dalam sel mikroba, mengakibatkan mikroba tersebut mati sendiri. Kita belum pernah mencoba alat semacam ini, sehingga tidak dapat merekomendasikannya kepada Anda.
Demikian sekilas tentang gangguan Mikroba pada Solar kita! Semoga bermanfaat!
CV. Inti Daya Engineering – Sewa Genset 20 s/d 2000 KVA
Jika Anda tengah membutuhkan Sewa Genset untuk Proyek atau Event Anda di Surabaya dan sekitarnya
Silahkan menghubungi Jasa Penyewaan Genset kami di
031-8416288
untuk mendapatkan Harga Sewa Genset terbaik
atau
WA 082335022792 (Ika)
Web : intidayaonline.com
Rental Sales Supervisor
Inti Daya Engineering, CV
Selamat malam.
Saya mau tanya tentang mesin Deutz BF1013EC.
Saat mau start mesin susah untuk menyala. Ketika bisa menyala, mesin tidak lama mati sendiri.
Saya sudah mengecek saluran minyak, tidak ada yang tersumbat.
Tolong bantu saya.
Sekian dan terima kasih.
Kemungkinan penyebab masalah:
A. Saluran bahan Bakar. Periksa kembali saluran bahan bakar selain sumbatan, cek kembali apakah tidak ada kebocoran pada saluran bahan bakar, kepadatan bahan bakar pada filter solar, water separator. Juga kepadatan bahan bakar saat kita pompa dengan handpump pastikan semua bagus.
B. Baut over flow di injection pump rusak. Bisa jadi per di dalamnya sudah lemah sehingga tidak bisa mengatur tekanan bahan bakar saat mesin hidup, dan juga tidak bisa menutup rapat saat genset mati sehingga BBM kembali turun ke tangki saat mesin genset mati. Akibatnya terjadi kekosongan bahan bakar di saluran.
C. Deutz BF 1013 EC menggunakan electrical kontrol engine yg dinamakan EMR 2.
EMR 2 mendapat inputan dari sensor putaran (magnetic pickup), dari oil switch, temperature switch, dan water level. Cek semua konektor inputan tersebut apakah ada kotoran atau konektor yang goyang karena kurang kencang. Juga cek konektor modul EMR di dalam panel genset. Ada kemungkinan kurang kencang akibat getaran genset saat jalan.
D. Jika genset menggunakan Panel kontrol modul pabrikan (seperti Deepsea, Smartgen, Comapp, Monicon, dsb) bisa jadi modul memroteksi dari indikasi kerusakan mesin. Misal temperatur tinggi, air radiator kurang, tekanan oli rendah atau tegangan genenerator bermasalah. Biasanya di sini kesalahan kesalahan yang dideteksi modul akan ditunjukan berupa kode yg muncul pada layar modul.
E. Jika menggunakan panel konvensional periksa wiring panel mulai dari IG kunci kontak, relay, dan semua terminal. Pastikan semua dalam keadaan baik. Periksa semua soket jangan sampai ada yang kendor atau terlepas.