Mungkin Anda pernah mendengar tentang generator Single Bearing atau Generator Double Bearing. Apa sebenarnya bedanya? Dan apa konsekuensinya untuk kita sebagai pengguna genset?

Seperti kita ketahui, di tengah sebuah generator AC ada poros di mana konstruksi rotor berada. Rotor ini harus diputar dengan kecepatan tertentu agar generator menghasilkan listrik AC dengan frekuensi tertentu. Agar rotor bisa terputar dengan baik, sebuah generator harus terhubung pada prime mover (mesin penggerak).

Pada diesel genset, biasanya mesin penggeraknya adalah mesin diesel yang putaran mesinnya diset sama persis dengan putaran ideal generator. Di Indonesia, dengan frekuensi listrik 50Hz, putaran yang dimaksud adalah 1500 RPM.

Di sisi generatornya sendiri, poros rotor harus bertumpu pada dua bearing , di bagian depan, dan bagian belakang. Dengan bertumpu pada bearing, poros dapat berputar dengan bebas. Nah, inilah konfigurasi double bearing.

Ciri utama yang langsung dapat dilihat pada generator double bearing adalah: poros generator dapat diputar tangan dengan mudah! Pada gambar di atas, generator sebelah kiri adalah generator double bearing.

Keuntungan konfigurasi double bearing generator adalah:

  1. Generator ini dapat dihubungkan dengan mesin yang kecepatan putarnya tidak sama, dengan bantuan sistem transmisi.
  2. Untuk genset kecil, generator bahkan bisa dihubungkan ke mesin dengan menggunakan sabuk, dan didudukkan menyamping (tidak seperti pada genset besar). Dengan demikian, penataan layout mesin-generator lebih fleksibel.

Sementara kerugian pemakaian generator double bearing adalah:

  1. Ukuran generator relatif lebih panjang, karena harus mengakomodasi bearing di depan dan belakang generator. Hasilnya, ukuran genset pun biasanya perlu lebih panjang daripada jika menggunakan generator single bearing.
  2. Adanya bearing depan membuat genset lebih berat.
  3. Sistem coupling dengan mesin genset menggunakan karet coupling, yang dapat getas dan pipih akibat tekanan putaran mesin. Ini mengakibatkan genset perlu diganti couplingnya secara berkala.

Pada generator single bearing, bearing bagian depan tidak ada. Agar bisa berputar bebas, poros generator bertumpu langsung pada bearing mesin. Coupling mesin dan generator menggunakan cakram coupling dari baja yang kuat. Cakram ini langsung menempel pada roda gila (flywheel) mesin, memastikan beban generator dipikul langsung oleh bearing poros mesin.

Pada gambar di atas, generator sebelah kanan adalah generator single bearing. Generator ini tidak bisa diputar dengan tangan saat ia tidak terhubung dengan mesin.

Keuntungan konfigurasi ini adalah:

  1. Genset lebih ringan, dan lebih pendek (karena ukuran generator single bearing juga lebih pendek daripada double bearing).
  2. Coupling dengan menggunakan baja lebih kuat dan relatif maintenance free.

Sementara kerugiannya adalah:

  1. Setup genset dengan single bearing tidak memungkinkan penggunaan transmisi
  2. Layout genset tidak fleksible.

Sebagai informasi, karena kebanyakan mesin genset saat ini memiliki kecepatan putar sama dengan kebutuhan generator, sekarang ini kebanyakan generator yang beredar adalah generator Single Bearing.

Demikian sekilas info tentang Generator Single Bearing dan Double Bearing. Semoga bermanfaat!

CV. Inti Daya Engineering – Sewa Genset 20 s/d 2000 KVA
Jika Anda tengah membutuhkan Sewa Genset untuk Proyek atau Event Anda di Surabaya dan sekitarnya

Silahkan menghubungi Jasa Penyewaan Genset kami di
031-8416288
untuk mendapatkan Harga Sewa Genset terbaik
atau
WA 082335022792 (Ika)
Web : intidayaonline.com

Ika Syella
Rental Sales Supervisor
Inti Daya Engineering, CV

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *